Bab [5] Mengucapkan Selamat Tinggal pada Masa Lalu

"Oh, jadi begitu. Aku tidak tahu kalau Tuan Muda Kelima keluarga Lestari sesayang ini pada adiknya. Atau jangan-jangan aku yang salah ingat?" sindir Lintang Lim dengan sengaja.

Mendengar itu, wajah Yunanda Lestari langsung memerah karena malu dan sedikit kesal.

"Lintang Lim, bisa tidak kamu berhenti mengungkit masalah lama yang sudah basi itu?"

"Entah siapa yang sebenarnya suka mengungkit masalah lama. Bukan cuma itu, standar gandanya juga luar biasa," balas Lintang Lim dengan dengusan dingin.

Di kehidupan sebelumnya, ia selalu berhati-hati dalam berbicara, berusaha keras untuk tidak menyinggung masa lalu. Namun, setiap kali Luna Lestari mengadu, seluruh keluarga Lestari akan mengungkit-ungkit kesalahannya berulang kali.

Kalau dia yang mengungkit, dibilang picik. Kalau mereka yang melakukannya, itu wajar? Benar-benar konyol.

"Kak, kamu..."

"Cukup. Keluargaku sudah tidak ada lagi, sudah mati semua. Aku tidak punya kakak atau adik, jadi jangan coba-coba dekat denganku."

Setelah mengatakan itu, Lintang Lim langsung berbalik dan pergi. Ketiga orang yang ditinggalkan hanya bisa saling pandang. Wajah Lucas Lestari dan Yunanda Lestari tampak lebih masam daripada habis menelan lalat, sementara Luna Lestari hanya diam.

Lintang Lim ini benar-benar semakin keterlaluan, berani-beraninya mengutuk mereka mati.

"Kakak kok bisa bicara seperti itu? Padahal, Mas Kedua dan Mas Kelima benar-benar peduli padanya," ucap Luna Lestari dengan nada sedih.

"Jangan pedulikan dia. Nanti juga ada saatnya dia menyesal," kata Lucas Lestari, mencoba menenangkan suasana sambil menepuk-nepuk bahu Luna Lestari dengan lembut.

Yunanda Lestari ikut mengangguk. "Lintang Lim itu dari kecil tidak ada yang mengurus, mungkin jadi terbiasa seenaknya. Nanti kalau sudah tidak punya pilihan lain, dia pasti sadar kesalahannya."

Luna Lestari mengangguk setuju, hatinya merasa semakin menang. Mereka bertiga pun masuk ke dalam kantor sambil tertawa dan berbincang.


Di sisi lain, Lintang Lim yang sudah berada di dalam mobil bersin dua kali berturut-turut. Tanpa perlu berpikir, ia tahu siapa yang sedang mengumpatnya.

Ia mengusap hidungnya dengan acuh tak acuh, lalu mengeluarkan ponsel dan membuka akun media sosialnya.

Sebelum dijemput oleh keluarga Lestari, akun media sosial dan citra publiknya diurus sendiri. Perusahaan kecil yang menaunginya dulu hampir tidak pernah ikut campur.

Setelah ditemukan oleh keluarga Lestari, Ari Lestari—kakak sulung sekaligus CEO Lestari Entertainment—langsung membawanya untuk memutuskan kontrak dengan agensi lamanya.

Saat itu, Lintang mengira Ari benar-benar peduli pada kariernya, jadi tanpa pikir panjang ia langsung menandatangani kontrak dengan Lestari Entertainment. Siapa sangka, setelah lebih dari setahun, proyek yang ia dapatkan tidak hanya lebih buruk dari agensi kecilnya dulu, tapi jumlahnya bahkan berkurang lebih dari setengah.

Lucas Lestari, yang ditunjuk sebagai manajernya, juga sama sekali tidak peduli. Punya manajer serasa tidak punya.

Lintang baru menyadarinya belakangan. Alasan Ari ingin ia bergabung dengan Lestari Entertainment hanyalah agar lebih mudah mengendalikannya. Bagaimanapun, Ari adalah bosnya; proyek apa pun yang Ari berikan, ia harus menerimanya.

Pada akhirnya, semua itu demi melapangkan jalan bagi Luna Lestari.

Memikirkan hal ini, Lintang membuka profil akun media sosialnya. Satu per satu, ia menghapus unggahan asal-asalan yang pernah dipos oleh Lucas, membersihkan semua informasi profil yang dibuat untuk membentuk citranya, lalu menulis ulang semuanya sendiri.

Tidak ada satu pun orang di keluarga Lestari yang tulus mengharapkan kebaikannya. Selama lebih dari setahun menjadi manajernya, Lucas tidak pernah berusaha serius. Sebaliknya, lihat saja Luna Lestari. Baru setahun lebih sejak debutnya, ia sudah mendapatkan banyak proyek besar.

Beberapa di antaranya direbut dari tangan Lintang, sementara yang lain didapatkan karena Ari menggunakan koneksinya atau menggelontorkan uang demi mengangkat nama adiknya itu.

Lintang baru bisa melihat wajah asli keluarga Lestari sesaat sebelum kematiannya di kehidupan lalu. Untungnya, di kehidupan ini, ia masih punya kesempatan untuk memulai kembali.

Ada banyak komentar kebencian di bawah unggahannya. Seiring ia menghapus unggahan lama, komentar-komentar itu pun ikut lenyap. Akunnya kini tampak kosong. Tak lama kemudian, ia membuat unggahan baru.

Awal yang baru, hidup yang baru.

Unggahan itu menyiratkan makna kelahiran kembali, persis seperti suasana hatinya saat ini. Hidup sekali lagi, melepaskan diri dari para lintah darat keluarga Lestari, lalu hidup dengan baik dan panjang umur.

Tak lama setelah unggahan itu dipublikasikan, komentar mulai berdatangan. Lintang memang punya basis penggemar, tapi kebanyakan adalah haters. Apalagi selama setahun lebih bersama keluarga Lestari, ia sama sekali tidak punya karya yang bagus, yang ada hanyalah gosip murahan.

Meskipun ia dan Ahmad Fauzi berpacaran, hubungan mereka belum diumumkan ke publik karena tuntutan profesi. Suatu kali, ia mengunjungi lokasi syuting dan tertangkap kamera paparazi.

Saat itu, drama kolosal yang dibintangi Ahmad Fauzi sedang sangat populer. Proses syutingnya sangat berat, harus berguling-guling di padang pasir. Lintang yang tidak tega, hampir setiap hari memasak dan mengantarkan makanan untuknya.

Saat syuting selesai, Lintang kebetulan datang berkunjung. Ahmad Fauzi pun mengajaknya pulang bersama dengan pesawat yang disewa kru produksi. Ketika keluar dari bandara, foto mereka berdua yang berjalan berdampingan tertangkap oleh penggemar dan langsung menjadi trending topic.

Saat itu, akun media sosialnya dibanjiri hujatan. Skandal itu bahkan membuatnya kehilangan beberapa tawaran pekerjaan. Ketika Ari Lestari tahu, ia memanggil Lintang ke kantornya dan memarahinya habis-habisan.

Meskipun merasa sedih, Lintang tahu betapa seriusnya masalah ini. Ia pun menemui Ahmad Fauzi dan mengusulkan untuk mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hubungan mereka.

Ahmad Fauzi langsung menolak mentah-mentah, dengan alasan Lintang akan dihujat lebih parah jika hubungan mereka diumumkan. Lintang mengatakan ia tidak peduli, bahkan menurutnya pengumuman itu bisa membangun citra Ahmad sebagai pacar yang baik.

Saat itu, Lintang benar-benar menempatkan Ahmad Fauzi di atas kariernya sendiri. Ia tidak pernah menyangka akan dikhianati seperti ini di kemudian hari.

Ahmad Fauzi bersikeras untuk tetap diam. Lintang pun tidak punya pilihan selain meminta bantuan manajernya, Lucas Lestari. Namun, yang ia dapatkan hanyalah jawaban enteng, "Itu cuma gosip buatan fans, nanti juga reda sendiri."

Lestari Entertainment sama sekali tidak membelanya. Lintang pun dicap sebagai artis yang suka panjat sosial, membuatnya tidak mendapatkan tawaran akting selama dua bulan penuh.

Isu panas yang kata Lucas akan reda itu ternyata bertahan selama lebih dari setengah bulan. Baru saja sedikit mereda, ia kembali tertangkap kamera sedang masuk ke mobil van mewah milik Yunanda Lestari.

Kali ini, ia benar-benar dicap sebagai artis panjat sosial, perempuan murahan, dan penggoda.

Kejadian itu bermula ketika Lintang mengalami kecelakaan di lokasi syuting. Tali pengamannya bermasalah, dan ia jatuh dari ketinggian dua meter. Nyonya Lestari yang mendengar kabar itu memasak sup dan meminta Yunanda untuk mengantarkannya.

Karena itulah, Lintang sempat mengira Nyonya Lestari benar-benar peduli padanya. Jadi, ketika berita itu meledak, ia tidak berpikir macam-macam. Belakangan ia baru tahu, sup itu sebenarnya dimasak untuk Luna Lestari. Ia hanya "sekalian" saja.

Yunanda Lestari pun hanya kebetulan lewat rumah sakit, bukan sengaja datang menjenguknya.

Setelah kejadian itu, Yunanda Lestari, sama seperti Ahmad Fauzi, tidak mengatakan apa-apa. Ia memilih untuk tidak memberi pernyataan atau klarifikasi, membiarkan opini publik berkembang liar.

Itulah sebabnya tawaran pekerjaan untuk Lintang semakin buruk, dan citranya di mata publik semakin hancur.

Sebaliknya, lihatlah Luna Lestari. Baru setahun lebih sejak debut, ia sudah membintangi beberapa film dari sutradara ternama.

Suatu kali, saat pengumuman film baru, Lucas Lestari bahkan datang bersama Yunanda Lestari untuk mendukung Luna secara terbuka di atas panggung, menciptakan kehebohan besar.

Saat itu, internet dipenuhi spekulasi tentang hubungan mereka. Banyak yang menandai akun Lintang Lim untuk mengejeknya karena telah dicampakkan. Berbagai macam komentar pedas dilontarkan, bahkan ada yang membanjiri kolom komentarnya dengan makian "tidak tahu malu".

Opini publik terus memanas selama berhari-hari. Setelah kehebohannya dirasa cukup, barulah Yunanda Lestari angkat bicara untuk mengklarifikasi bahwa Luna Lestari adalah adiknya. Mengenai Lintang, ia hanya berkata bahwa mereka tidak memiliki hubungan asmara, tanpa penjelasan lebih lanjut.

Perlakuan keluarga Lestari terhadap Lintang dan Luna benar-benar bagai langit dan bumi.

Sejak saat itulah, niat untuk meninggalkan keluarga Lestari mulai muncul di benaknya. Hanya saja, sebelum ia sempat mengambil keputusan, ia keburu mati.

Mengingat semua itu, Lintang menggertakkan giginya dalam diam. Ia tidak akan pernah lagi berbaik hati pada siapa pun. Ia tidak akan pernah lagi percaya bahwa ada orang yang tulus padanya tanpa pamrih.

Mulai sekarang, dalam segala hal, ia akan menempatkan dirinya di urutan pertama. Siapa pun yang mencoba memanfaatkannya atau menindasnya, enyah saja semuanya.

Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya