Bab 2
Setelah tiba di puskesmas desa, Su Beichen bekerja keras setiap hari. Di waktu luangnya, dia menghabiskan waktu untuk mencerna pengetahuan medis yang ada di benaknya.
Tanpa terasa, setengah bulan telah berlalu. Su Beichen tidak merasa kesulitan sama sekali, malah merasa sangat puas.
Hari itu, setelah selesai bekerja, Su Beichen sedang berjalan pulang. Saat melewati pasar, tiba-tiba dia melihat sekelompok orang berkumpul di depan dan mendengar teriakan.
"Tolong! Ada yang kena serangan jantung! Siapa yang bisa bantu?"
Mendengar itu, Su Beichen segera berlari ke arah kerumunan. Dia melihat seorang pria tua terbaring di tanah dengan ekspresi kesakitan, terengah-engah.
"Saya dokter dari puskesmas desa, tolong semua mundur, beri ruang untuk pasien!"
Situasinya darurat. Su Beichen segera membaringkan pria tua itu dan mulai mencari di tubuhnya. Biasanya, penderita penyakit jantung selalu membawa obat darurat. Setelah beberapa saat, Su Beichen menemukan botol obat di saku pria tua itu, tetapi ketika dibuka, obatnya sudah habis.
Bagaimana ini?
Puskesmas desa sudah tutup, dan memanggil ambulans paling cepat butuh tiga sampai empat jam. Pria tua itu tidak mungkin bertahan selama itu.
"Gunakan akupunktur, tusuk titik Guan Yuan dan Shao Fu!"
Suara itu tiba-tiba terdengar di benak Su Beichen.
Tanpa ragu, dia segera mengeluarkan tas akupunktur warisan keluarga dari sakunya dan membukanya di tanah.
Sejak kecil, Su Beichen belajar pengobatan tradisional Tiongkok dari kakeknya. Baik diagnosis, akupunktur, maupun pijat, semuanya dikuasainya.
Mendengar suara tadi, Su Beichen menenangkan diri, mengambil dua jarum perak dari tas akupunktur, dan menusukkannya ke titik Guan Yuan dan Shao Fu pria tua itu.
Tak lama kemudian, pria tua itu terbangun perlahan dan bertanya, "Apa yang terjadi tadi?"
Seorang ibu-ibu yang baik hati menjawab, "Tadi Anda kena serangan jantung, untung ada pemuda ini yang menyelamatkan Anda."
Pria tua itu menoleh ke arah Su Beichen dan bertanya, "Anak muda, kamu yang menyelamatkan saya?"
Su Beichen tersenyum lebar tanpa menjawab, bersiap untuk pergi. Pria tua itu kembali bertanya, "Anak muda, siapa namamu?"
Awalnya Su Beichen tidak ingin menyebutkan namanya, tetapi setelah ditanya berkali-kali, dia menjawab dengan sopan, "Nama saya Su Beichen, saya dokter magang di rumah sakit tradisional."
"Kamu dokter magang di rumah sakit tradisional, kenapa datang ke desa?"
Pria tua itu terus bertanya beberapa pertanyaan, dan Su Beichen tidak merasa terganggu, lalu menceritakan pengalamannya secara singkat.
"Anak muda, kamu dipindahkan ke tempat terpencil ini, apa kamu tidak merasa marah?"
Su Beichen tersenyum tipis, "Ah, saya tidak punya koneksi atau latar belakang, marah pun tidak ada gunanya. Sudah datang, ya kita jalani saja. Lagipula, saya tidak tertarik bekerja di bawah orang yang tidak baik."
Melihat sikap tenang Su Beichen, pria tua itu tidak berkata apa-apa lagi, hanya mengangguk pelan.
Setelah memastikan pria tua itu baik-baik saja, Su Beichen tidak berpikir untuk meminta bayaran, lalu pergi dengan santai dan segera melupakan kejadian itu.
Beberapa hari kemudian, Su Beichen tiba-tiba menerima pemberitahuan bahwa dia dipindahkan kembali ke rumah sakit tradisional. Selain itu, Wakil Direktur Yang juga ditemukan memiliki perilaku buruk dan mengundurkan diri.
Su Beichen merasa seperti bermimpi, melihat surat pemberitahuan itu dengan bingung.
Meskipun dia tampak cuek dan menerima keadaan, sebenarnya dia sangat ingin kembali ke Kota Yanbei. Setelah menerima pemberitahuan, Su Beichen segera berkemas dan naik bus kembali ke Kota Yanbei.
Setelah turun dari bus, Su Beichen tidak bisa menahan kegembiraannya dan berteriak, "Aku kembali, Yanbei!"
Gila, orang ini pasti aneh!
Banyak orang di sekitar memandangnya dengan mata melotot.
Su Beichen tidak peduli dengan pandangan orang lain, tersenyum lebar. Dalam hatinya, dia bersumpah: Kali ini, aku harus berhasil di Kota Yanbei!
