Bab 8
Anna mendengus, “ih, Kak Sean jangan mesum! aku bahkan tidak berpikiran ke arah sana. Aku hanya ingin berlibur berdua denganmu, Kak.”
“Ah begitukah? eumm__ baiklah nanti kita jadwalkan pergi berlibur ya. Tapi tidak untuk bulan ini, aku masih banya kerjaan di kantor.”
“Kalau bulan depan bagaimana? aku akan kosongkan jadwal untuk kita pergi berlibur.” Ujarnya lagi mencoba untuk memberikan pengertian kepada Anna agar istrinya dapat mengerti kondisinya.
“Janji ya, Kak?” Anna menaikkan jari kelingkingnya.
“Iya, aku janji.” Menautkan Jari kelingkingnya dengan Anna.
“Asik! terima kasih, Kak.”
Anna beranjak dan memeluk Sean. Wajah Anna terlihat sangat senang. Sean menimpali pelukan Anna dengan wajah yang spontan tersenyum juga. Sepertinya kehidupan kelam Sean, kini mulai menemukan cahaya baru dihidupnya. Dan seseorang yang dapat memberikan cahaya itu bukan lain adalah Anna.
“Sengaja ya biar bisa peluk begini.” Ucap Sean ditanggapi dengan kekehan dari Anna.
“Kelihatan ya, Kak? hehe”
“Tentu saja itu sangat jelas, Anna.”
“Karena sudah terlanjur ketahuan, sekalian cium saja kali ya.”
“Kalau begitu sekalian saja kita bercinta. Bagaimana?”
Anna langsung melepas pelukannya. Gadis itu menggelengkan seraya mengerucutkan bibirnya.
“Tidak mau, Kak. Masih perih di bawah sana.”
“Maka dari itu__ agar tidak perih kita bermain lagi. Dijamin deh tidak sakit dan justru kau pasti akan menikmatinya.”
“Ih__ Kak Sean Mesum!”
“Mesumnya juga dengan istri sendiri .”
Sean tertawa karena berhasil menggoda Anna. Pria itu dengan tanpa canggungnya bercanda dengan gadis yang baru dikenalnya itu. Biasanya sulit untuk Sean akrab dengan orang asing. Namun, Anna bisa dengan mudah masuk ke dalam hidupnya. Mungkin karena status pernikahan yang mengikat mereka, sehingga Sean bertanggungjawab untuk menjalankan rumah tangganya bersama Anna seperti pernikahan normal. Meskipun rasa cinta belum tumbuh, Sean tetap berusaha untuk membahagiakan Anna seperti janjinya saat ijab kabul dihadapan Tuhan dan seluruh saksi pernikahan mereka.
“Oh ya, Kak, soal kantor__ apa aku masih boleh bekerja di perusahaanmu?”
“Tentu saja boleh. Aku tidak akan melarang apapun keinginanmu. Apalagi pekerjaan itu baru saja kau dapatkan. lalu dengan egoisnya aku melarangmu bekerja? aku tidak sejahat itu, Anna.”
Ada rasa lega dalam diri Anna. Matanya berbinar saat mendengar jawaban bijak dari Sean. Pikiran-pikiran buruk tentang Sean yang selalu membayangi kepalanya, kini hilang sudah. Sean tidak buruk. Sean sangat baik padanya. Meskipun Anna tau Sean belum bisa mencintainya, tapi Anna tidak masalah selagi ia masih bisa hidup bersama Sean.
“Aku tidak menyangka Kak Sean sebaik ini padaku. Terima kasih, Kak.” Anna tersenyum memandang wajah tampan Sean di seberang sana.
Sean menumpu wajah dengan satu tangannya lalu menatap lurus Anna yang sedang duduk tersenyum kepadanya. Terlihat kerutan dikening Sean saat mendengar Anna mengatakan hal itu kepadanya. “Jadi selama ini kau menganggapku jahat, Anna?”
Anna mengibaskan kedua tangannya ke depan sambil menggelengkan kepala. “hehe tidak, Kak. Bukan begitu maksudku. Dulu aku mengira kalau Kak Sean adalah pria dingin, cuek dan kasar, seperti cerita novel yang sering aku baca. Perjodohan yang tidak diharapkan akan membuat pihak pria memberontak dan menunjukkan hal seperti yang aku katakan tadi. Tapi ternyata aku salah. Kau tidak begitu hehe. Bahkan kau memperlakukanku sangat baik.”
“Maka nya jangan terlalu percaya dengan isi novel yang kau baca. Cerita novel terkadang mempengaruhi pikiran kita hingga terbawa ke dunia nyata. Suka membaca itu bagus, tapi kau harus bisa membedakan antara dunia fiksi dengan dunia nyata.”
“Iya, Kak. Maafkan aku. Terlepas dari itu semua, aku akan berusaha menjadi istri yang terbaik untukmu.”
“Dan aku akan berusaha untuk selalu membahagiakanmu.”
"Sweet sekali sih suamiku ini.”
Pernikahan yang tidak didasari dengan cinta nyatanya tidak selalu menyakitkan. Cinta itu tidak mudah. Untuk itu, perjuangan cinta yang dilakukan setiap manusia pasti berbeda. Ada beragam cara untuk memperjuangkan cinta. Dan salah satunya adalah yang dilakukan Anna, pun dengan Sean. Anna bertahan meskipun tidak mendapat balasan cinta dari Sean. Begitu pun dengan Sean, mencoba untuk membuka hati meskipun sangat sulit, namun Sean masih berusaha untuk memberikan kebahagiaan kepada Anna meski dirinya tidak bisa memberikan cinta untuk Anna.
“Karena kita tidak bisa pergi berlibur sekarang, sebagai gantinya bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan ke mall?”
“Iya aku mau, Kak.”
Tawaran Sean dengan cepat disetujui Anna. Gadis itu nampak senang saat Sean mengajaknya pergi jalan-jalan. Persis seperti anak-anak yang gembira saat diajak orang tuanya bermain.
Kendaraan itu berhenti di parkiran sebuah mall. Keduanya berjalan menuju ke toko buku yang berada di lantai atas. Sebelumnya Sean menawarkan Anna untuk pergi berbelanja, tapi Anna lebih memilih ke toko buku. Katanya, ia ingin membeli novel baru. Sean pun menyetujui keinginan Anna. Sepasang suami istri itu mengabaikan pandangan beberapa orang yang memperhatikan mereka, seolah keduanya adalah artis dalam drama korea. Terlihat dari wajah Sean yang tampan, mirip oppa Korea, sedangkan Anna lebih seperti aktris China terbukti dengan wajahnya yang cantik khas wanita Chinese turunan keluarganya. Tiba-tiba Sean meraih pinggul Anna saat ada pria-pria asing yang memperhatikan istrinya sedari tadi.
“Ada apa, Kak?”
“Hah?”
“Iya kenapa Kak Sean tiba-tiba meraih pinggangku?”
“Itu tadi ada yang ingin menabrakmu dari belakang. Maka nya aku meraih tubuhmu mendekat kearahku.” Anna menengok ke belakang untuk memastikan apakah masih ada orang yang berjalan di belakang mereka.
“Tapi di belakang sudah tidak ada orang, Kak. Kenapa masih memegang pinggangku?”
“Memangnya kenapa? tidak boleh? kau kan istriku, jadi aku bebas ingin memegang tubuhmu diarea manapun.”
“Ishh__ iya deh iya. Bilang saja kalau sedang mengambil kesempatan kan?”
“Memang iya.”
Sean tertawa melihat Anna yang mendengus karena kesal. Kebohongan yang dikatakan Sean tadi berhasil dipercayai Anna. Ayolah, Sean itu gengsi jika mengatakan yang sejujurnya. Dan dia pun tidak mengerti kenapa dirinya bisa posesif seperti itu. Padahal yang dilakukan para pria asing itu hanya sebatas menatap istrinya saja. tapi rasanya Sean tidak rela.
Alunan musik milik BTS berjudul Butter mengalun menyambut kedatangan para pengunjung. Anna selalu menyukai suasana toko buku dengan aroma buku-buku baru. Meskipun dirinya lebih menyukai membaca novel karya orang lain, namun jauh dilubuk hatinya Anna pun ingin kelak novel buatannya bisa bertengger di atas rak toko buku dan berjejer dengan novel-novel best seller lainnya. Tapi keinginannya itu belum ingin ia realisasikan mengingat dirinya masih ingin fokus bekerja dan juga menjadi istri Sean.
“Wah senangnya, baru masuk sudah disambut dengan lagu BTS hehe.” Ujar Anna senang.
“Kau menyukai BTS?”
“Iya, Kak. Suka sekali.” Sean mengangguk.
“Cuma mengangguk saja? tidak ingin berkata apa gitu Kak?”
“Memang aku harus berkata apa?”
“Tidak jadi.” Anna mendengus dan beralih berjalan meninggalkan Sean.
"kenapa? apa aku salah? kenapa dia terlihat kesal." monolog Sean. Pria itu kebingungan dengan sikap istrinya yang tiba-tiiba berubah menjadi terlihat kesal.
