Bab 11
Rey terkejut ketika mendengar ucapan Revan mengenai Joanna. Rey baru pertama kali ini melihat atasannya begitu tertarik dan terpesona pada wanita yang baru dikenal.
Revan tersadar jika telah mengatakan hal yang tidak seharusnya di depan asistennya.
"Tidak ada apa-apa, Rey," ucap Revan.
"Kamu bisa menganggap tadi tidak mendengar apapun dari mulut saya," sambung Revan.
Setelah menyelesaikan ucapannya, Revan segera beranjak menuju kemobil karena tidak ingin Rey menanyakan mengenai hal lainnya lagi.
Revan berusaha menyembunyikan keterkejutannya saat mengetahui jika Rey mendengar ucapannya mengenai Joanna.
Rey segera menghilangkan hal yang masih menganggu pikirannya dan menyusul atasannya kemobil.
Di sisi lain, Rudi masih terdiam di tempat berdirinya setelah mendengar ucapan Joanna yang begitu tajam dan menusuk hatinya.
Rudi tidak pernah menyangka jika Joanna akan membencinya sampai seperti ini karena keegoisannya dulu sebagai seorang ayah.
"Ayo kita masuk ke dalam restoran, sayang," ucap Margareta sambil memegang lengan tangan Rudi.
"Kita akan menjadi pusat perhatian orang-orang jika masih terus berdiri di sini," sambung Margareta.
"Kamu tidak perlu memikirkan mengenai ucapan anak tidak sopan itu," sambung Margareta lagi.
"Iya perkataan Mama benar, Pa," ucap Angelica.
"Aku juga sudah merasa lapar dan mau makan, Pa, Ma," sambung Angelica.
"Apa kamu mendengar jika Angelica sudah kelaparan, sayang?" tanya Margareta.
"Iya ayo kita masuk," ucap Rudi.
Margareta tersenyum senang ketika Rudi mau mendengarkan ucapannya dan Angelica.
Margareta segera menggandeng tangan Rudi masuk ke dalam restoran yang diikuti oleh Angelica di belakang.
**
Pada saat di dalam mobil, Joanna hanya terdiam dengan melihat kearah luar kaca mobil sambil melamun.
"Apa kamu sedang memikirkan mengenai pertemuan tidak sengaja dengan Pak Rudi dan keluarga barunya tadi di restoran, Joanna?" tanya Calvin.
Joanna segera tersadar dari lamuannya setelah mendengar pertanyaan dari kakak sepupunya.
Calvin sudah terbiasa memanggil Rudi dengan sebutan Pak daripada Om sesuai dengan permintaan Joanna sejak dari setengah tahun yang lalu.
"Iya, Kak," ucap Joanna melihat kearah depan jalan.
"Kamu tidak perlu memikirkan mengenai pertemuan dan ucapan istri Pak Rudi tadi, Joanna," ucap Calvin.
"Jangan membuat dirimu memikirkan hal tidak penting mengenai mereka," sambung Calvin.
"Kamu sudah memutuskan untuk meninggalkan Keluarga Cahyadi jadi, kamu harus bisa menganggap Pak Rudi sekeluarga sebagai orang asing," sambung Calvin lagi.
"Aku sudah mencoba menganggap mereka sebagai orang asing, Kak," ucap Joanna.
"Tetapi, mereka yang berbicara duluan kepadaku tadi," sambung Joanna.
"Iya sudah, kamu tidak perlu menanggapi Pak Rudi sekeluarga jika bertemu lagi dengan mereka dilain waktu, Joanna," ucap Calvin.
"Iya, Kak," ucap Joanna.
Calvin dan Joanna kembali terdiam setelah menyelesaikan pembicaraan mereka.
Calvin memilih untuk kembali fokus menyetir karena mengetahui jika Joanna sedang berada dalam mood buruk setelah bertemu dengan Rudi dan keluarga barunya.
"Kakak berharap kamu bisa sepenuhnya melupakan Pak Rudi yang sudah banyak menyakiti hatimu dan Tante Intan serta kematian Dimas setengah tahun yang lalu, Joanna," ucap Calvin dalam hatinya.
"Kakak ingin melihatmu bisa tersenyum dan tertawa ceria seperti dulu lagi," sambung Calvin dalam hatinya.
**
Di sisi lain, Revan yang sudah sampai di kantor pun segera melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda untuk makan siang.
Pada saat Revan menyelesaikan pekerjaannya, ia tiba-tiba kembali memikirkan mengenai Joanna.
Revan baru pertama kali ini bertemu dengan gadis yang berani berbicara begitu tajam dan tegas di depan orang-orang yang mengaku sebagai keluarga Joanna.
"Kenapa gadis yang bernama Joanna itu mulai mengusik pikiranku?" tanya Revan dalam hatinya.
"Aku menjadi penasaran mengenai semua hal yang berkaitan dengan Joanna," ucap Revan dalam hatinya.
Revan memutuskan menghubungi Rey untuk datang ke ruang kerjanya. Revan mengetukkan jari-jari tangannya di atas meja kerja sambil menunggu kedatangan Rey.
Setelah beberapa saat kemudian, Rey pun beranjak masuk ke dalam ruang kerja atasannya.
"Ada apa Anda memanggil saya, Pak?" tanya Rey.
"Saya ingin memberikan sebuah tugas untukmu, Rey," ucap Revan.
"Tugas apa, Pak?" tanya Rey.
"Kamu harus mencari tahu semua informasi yang berkaitan dengan Joanna untukku, Rey," ucap Revan.
"Kenapa Anda ingin mencari tahu informasi mengenai Nona Joanna, Pak?" tanya Rey bingung.
"Karena saya merasa penasaran mengenai gadis itu, Rey," ucap Revan.
"Kamu tolong secepatnya berikan laporan mengenai semua informasi Joanna kepada saya," sambung Revan.
"Baik, Pak," ucap Rey.
"Apa masih ada tugas lainnya lagi, Pak?" tanya Rey.
"Tidak ada, Rey," ucap Revan.
"Tugasmu hanya satu saja untuk saat ini," sambung Revan.
"Kamu sekarang boleh pergi dari ruangan saya," sambung Revan lagi.
"Baik, Pak," ucap Rey.
"Saya permisi dulu," sambung Rey.
Rey segera beranjak meninggalkan ruang kerja Revan tanpa berani menanyakan lebih banyak hal kepada atasannya.
"Aku akan mengetahui semua informasimu sebentar lagi, Joanna," ucap Revan dalam hatinya sambil tersenyum.
"Aku penasaran mengenai siapa dan bagaimana dirimu yang sebenarnya," sambung Revan dalam hatinya.
Rey segera menjalankan tugas yang diberikan oleh Revan untuk mencari tahu informasi mengenai Joanna.
**
Tidak terasa waktu tiga hari sudah berlalu sejak Revan memberikan tugas kepada Rey.
Hari ini, Revan berangkat kerja lebih awal ke kantor sehingga tidak pergi bersama dengan Rey.
Sesampainya di kantor, Rey segera beranjak masuk ke ruang kerja atasannya.
"Selamat pagi, Pak," ucap Rey.
"Iya selamat pagi, Rey," ucap Revan.
"Apa kamu sudah berhasil mendapatkan semua informasi mengenai Joanna?" tanya Revan.
"Sudah, Pak," ucap Rey.
"Silahkan, Anda lihat dan baca dokumen ini," sambung Rey sambil meletakkan sebuah dokumen ke atas meja kerja Revan.
"Semua informasi mengenai Nona Joanna sudah tertera di dalam dokumen tersebut," sambung Rey lagi.
"Terima kasih, Rey," ucap Revan.
"Iya sama-sama, Pak," ucap Rey.
Revan segera membuka dokumen yang berada di atas meja kerjanya. Revan terkejut ketika membaca semua informasi mengenai Joanna yang tertera dalam dokumen tersebut.
"Apa kamu merasa yakin dengan semua informasi yang kamu dapatkan mengenai Joanna ini, Rey?" tanya Revan melihat kearah asistennya sambil menutup kembali dokumen di atas meja kerjanya.
"Iya saya merasa yakin, Pak," ucap Rey.
"Saya sudah mencari tahu informasi mengenai Nona Joanna selama tiga hari ini," sambung Rey.
"Sejujurnya, saya mengalami sedikit kesulitan saat mencari informasi mengenai Nona Joanna, Pak," sambung Rey lagi.
"Kamu biasanya cepat dalam menjalankan perintah dan tugas dari saya terutama, mencari tahu informasi mengenai seseorang, Rey," ucap Revan.
"Lalu, kenapa kamu merasa kesulitan dengan tugas dari saya untuk kali ini?" tanya Revan bingung.
"Saya merasa curiga jika ada informasi lain mengenai Nona Joanna yang sengaja disembunyikan dari orang-orang, Pak," ucap Rey.
"Apa maksud ucapanmu, Rey?" tanya Revan.
