Bab 2
Angelica yang tidak bisa menahan amarahnya pun melayangkan tangan untuk menampar wajah Joanna. Namun, Joanna berhasil menangkap pergelangan tangan Angelica dan berbalik menamparnya.
“KAMU BERANI SEKALI MENAMPARKU, JOANNA!” teriak Angelica marah sambil mengusap pipinya yang sakit.
“Kamu dan Dimas layak untuk mendapatkan tamparan dariku atas pengkhianatan kalian dan rasa sakit hatiku saat ini,” ucap Joanna penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.
Angelica yang tidak terima dengan ucapan Joanna pun hendak untuk kembali menamparnya. Namun, pergelangan tangannya berhasil ditahan oleh Dimas.
“HENTIKAN, ANGEL!” teriak Dimas marah sambil melepaskan tangan Angelica secara kasar.
Angelica terkejut dengan teriakan dan sikap kasar Dimas kepadanya saat ini. Padahal, selama tiga bulan terakhir ini Dimas selalu memperlakukannya dengan baik dan memanjakannya.
“Kamu berani berteriak marah kepadaku karena wanita ini, sayang?” tanya Angelica menatap tidak percaya kearah Dimas.
“Iya tentu saja aku berani berteriak kepadamu, Angel,” ucap Dimas menatap tajam kearah Angelica.
“Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun untuk menyakiti dan melukai wanita yang kucintai,” sambung Dimas penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.
“Apa maksud ucapanmu, sayang?” tanya Angelica.
“Kamu harus mengetahui jika aku tidak pernah memiliki perasaan apapun kepadamu, Angel,” ucap Dimas.
“Aku selama ini hanya menganggapmu sebagai teman tidur saja tanpa pernah melibatkan perasaan apapun di dalamnya,” sambung Dimas.
“KAMU KETERLALUAN, DIMAS!” teriak Angelica marah.
“Aku selama ini berpikir jika kamu mencintaiku seperti aku yang mencintaimu sehingga kamu mau berselingkuh denganku,” ucap Angelica.
“Tetapi, kamu ternyata hanya menganggapku sebagai mainanmu saja,” sambung Angelica.
Angelica tidak bisa mempercayai dan menerima ucapan Dimas tersebut karena merasa harga dirinya sudah direndahkan dihadapan Joanna pun ingin menamparnya. Namun, Dimas berhasil menahan pergelangan tangan Angelica sehingga tidak bisa menamparnya.
“Kamu jangan pernah berani berpikir untuk menamparku, Angel,” ucap Dimas menatap tajam kearah Angelica.
“Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika berani melukai wajahku,” sambung Dimas.
“Kenapa kamu tidak marah saat Joanna tadi menamparmu dua kali, Dimas?” tanya Angelica marah.
“Karena Joanna adalah wanita yang kucintai dan dia berhak untuk menamparku karena perselingkuhan kita ini, Angel,” ucap Dimas.
Pada saat Dimas ingin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Joanna tertawa ketika mendengar ucapan Dimas yang mengatakan mencintainya dan tidak pernah memiliki perasaan apapun kepada Angelica.
**
Dimas dan Angelica merasa bingung ketika melihat Joanna tiba-tiba tertawa setelah selesai menangis.
“Semua ucapanmu tersebut adalah kebohongan besar, Dimas,” ucap Joanna dengan nada sinis.
“Jika kamu benar-benar mencintaiku, maka kamu tidak akan pernah berpikiran untuk selingkuh dengan wanita lain hanya demi kesenangan dirimu saja,” sambung Joanna.
“Aku akan membatalkan acara pertunangan dan pernikahan kita karena hubungan kita berakhir mulai malam ini,” sambung Joanna sambil melepaskan cincin yang pernah diberikan oleh Dimas saat mereka jadian dulu.
“Terima kasih untuk waktu kebersamaan kita selama tiga tahun terakhir ini, Dimas,” sambung Joanna lagi.
“Terima kasih juga atas pengkhianatanmu ini sehingga aku mengetahui jika kamu bukanlah jodoh yang tepat untuk menjadi pasangan hidupku,” sambung Joanna sambil melemparkan cincinnya kelantai dihadapan Dimas.
Setelah menyelesaikan ucapannya, Joanna segera beranjak keluar dari kamar Dimas. Namun, Dimas memegang tangan Joanna untuk menahan kepergian kekasihnya tersebut.
“Tolong jangan pergi dulu, sayang,” ucap Dimas.
“Kita harus membicarakan mengenai masalah ini secara baik-baik,” sambung Dimas.
“Aku tidak ingin hubungan kita berakhir dan kehilanganmu, sayang,” sambung Dimas lagi.
“LEPASKAN AKU, DIMAS!” teriak Joanna marah sambil melepaskan tangan Dimas secara kasar.
“Aku tidak ingin menghabiskan waktu untuk membicarakan masalah ini secara baik-baik denganmu,” ucap Joanna.
“Semua perasaan cintaku kepadamu sudah menjadi benci seutuhnya karena pengkhianatanmu malam ini, Dimas,” sambung Joanna.
Dimas terdiam setelah mendengar ucapan Joanna. Joanna segera beranjak meninggalkan apartemen Dimas setelah berhasil melepaskan tangan kekasihnya tersebut.
**
Dimas segera beranjak kembali ke kamarnya untuk menggunakan kaos dan mengambil kunci mobil. Dimas benar-benar tidak ingin kehilangan Joanna sehingga ia harus berusaha untuk kembali menjelaskan dan meminta maaf kepada kekasihnya tersebut.
Joanna kembali menangis terisak saat di dalam mobil untuk mengeluarkan semua kesedihan dihatinya. Joanna tidak pernah menyangka jika impiannya untuk membangun keluarga kecil bersama Dimas harus hancur seperti ini.
“Kenapa kamu harus menyakitiku dan mengkhianati cinta kita, Dimas?” tanya Joanna berbicara sendiri.
“Kita akan bertunangan dan menikah dalam waktu 2 minggu ini,” ucap Joanna.
“Tetapi, semua impian kita tersebut harus hancur karena pengkhianatanmu,” sambung Joanna.
Joanna yang tidak sengaja melihat Dimas berjalan kearah mobilnya pun segera melajukan mobil untuk meninggalkan parkiran apartemen. Dimas yang melihat mobil Joanna sudah pergi pun segera berlari untuk mengambil mobilnya.
Joanna melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa mempedulikan kondisi cuaca yang sedang hujan deras dengan disertai petir. Dimas juga ikut melajukan mobil dengan kecepatan tinggi untuk mengejar mobil wanita yang dicintainya.
“Aku tidak ingin hubungan kita berakhir, Joanna,” ucap Dimas dalam hatinya.
“Aku tidak bisa kehilanganmu karena hanya kamu satu-satunya wanita yang kucintai untuk dijadikan istri,” sambung Dimas dalam hatinya.
Dimas yang terhanyut dalam pikirannya sendiri pun sudah tidak bisa berkonsentrasi untuk menyetir meskipun ia sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi saat ini.
Di sisi lain, Joanna juga tidak bisa berkonsentrasi dalam menyetir. Joanna yang terhanyut dalam pikirannya sendiri ditambah kondisi cuaca buruk pun tidak melihat jika ada sebuah mobil truk dari arah depan yang melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya.
Joanna yang terkejut ketika truk tersebut sudah mendekat kearah mobilnya pun segera membanting setir sehingga mobilnya menabrak sebuah pohon besar. Mobil Dimas yang berada di belakang mobil Joanna pun tidak sempat lagi untuk menghindari truk tersebut sehingga terjadilah kecelakaan.
Mobil Dimas dan mobil truk tersebut saling bertabrakan hingga Dimas terlempar keluar dari kaca mobil depannya. Joanna yang masih memiliki sedikit kesadaran setelah kepalanya terluka pun beranjak keluar dari mobilnya.
Joanna terkejut ketika melihat Dimas sudah terbaring bersimbah darah diaspal jalan dengan terkena hujan. Joanna segera berlari kearah Dimas dan memeluknya sambil menangis.
“Kumohon buka matamu, Dimas,” ucap Joanna.
Dimas yang mendengar suara Joanna mulai membuka matanya secara perlahan-lahan.
“Aku mencintaimu, Joanna,” ucap Dimas pelan sambil tersenyum.
Dimas kembali menutup mata setelah menyelesaikan ucapannya.
“DIMAS!” teriak Joanna.
Bagaimana keadaan Dimas?
