Bab 4

Rudi terkejut ketika mendengar Joanna menyebut Angelica sebagai wanita murahan. Sedangkan, Margareta sedang menahan amarahnya karena tidak terima putrinya disebut sebagai wanita murahan.

"Kenapa kamu menyebut saudaramu sebagai wanita murahan, Joanna?" tanya Rudi.

"Jangan pernah mengatakan jika wanita murahan yang ada di samping Papa ini adalah saudaraku," ucap Joanna penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.

"Aku dan wanita murahan itu tidak memiliki hubungan darah apapun," sambung Joanna.

"Aku tidak sudi memiliki saudara yang tidak tahu malu seperti dia, Pa," sambung Joanna lagi.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu, Joanna?" tanya Rudi menaikkan volume suaranya.

"Papa dan mamamu tidak pernah mengajarkanmu untuk berbicara tidak sopan seperti ini," ucap Rudi.

"Apa Papa pernah mengingat Mama setelah menikahi Ibu dari wanita murahan ini?" tanya Joanna menatap tajam kearah Rudi.

Joanna yang masih tidak bisa mengendalikan diri dan emosinya pun mulai berani berbicara tidak sopan kepada papanya.

Joanna tiba-tiba mengingat kesedihan dan sakit hati mamanya saat mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh papanya dengan Margareta.

"Jangan berbicara tidak sopan seperti ini, Joanna," ucap Rudi berusaha menahan amarahnya.

"Papa tidak pernah melupakan Mamamu meskipun telah menikah dengan Margareta," sambung Rudi.

"Kapan kamu bisa menerima Margareta sebagai ibu sambung untuk menggantikan mamamu, Joanna?" tanya Rudi.

"Aku tidak akan pernah menganggap Tante Margareta sebagai mamaku, Pa," ucap Joanna penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.

"Papa harus mengetahui jika posisi Mama tidak akan pernah bisa tergantikan oleh wanita mana pun," sambung Joanna.

"Ternyata benar pepatah yang mengatakan jika buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya iya, Tante," sambung Joanna dengan nada sinis melihat kearah Margareta.

"Apa maksud ucapanmu, Joanna?" tanya Margareta dengan nada tegas.

"Tante sepertinya sudah bisa memahami ucapan tersebut tanpa aku yang harus menjelaskannya," ucap Joanna.

"Tetapi, aku akan menjelaskan intinya agar Tante bisa menyadari posisi Tante saat ini," sambung Joanna.

"Tante merebut Papaku saat dulu dan anak tante merebut calon suamiku saat sekarang," sambung Joanna lagi.

"Apa kalian tidak memiliki rasa malu dengan menjadi pelakor dan merusak kebahagiaan keluarga orang lain hanya demi kepentingan kalian sendiri, Tante?" tanya Joanna dengan nada sinis sambil melihat kearah Margareta dan Angelica secara bergantian.

Margareta dan Angelica terdiam tanpa bisa merespon ucapan Joanna. Mereka sedang berusaha menahan amarah saat ini karena tidak ingin menunjukkan sifat asli mereka dihadapan Rudi.

"JAGA UCAPAN DAN SIKAPMU, JOANNA!" teriak Rudi marah.

"AKU TIDAK PERLU MENJAGA UCAPAN DAN SIKAPKU DIHADAPAN KEDUA WANITA MURAHAN INI, PA!" teriak Joanna marah.

"KEDUA WANITA MURAHAN DI SAMPING PAPA SAAT INI ADALAH PELAKOR YANG HARUS DISINGKIRKAN DARI KELUARGA KITA!" teriak Joanna lagi.

Joanna semakin tidak bisa mengendalikan diri dan emosinya karena Rudi membela Margareta dan Angelica dihadapannya.

**

Rudi mulai melayangkan tangannya untuk menampar Joanna. Rudi sudah tidak bisa menahan amarahnya ketika mendengar Margareta dan Angelica direndahkan oleh Joanna dihadapannya.

Joanna refleks menutup mata ketika melihat Rudi hendak menamparnya. Margareta dan Angelica tersenyum bahagia ketika melihat Rudi lebih membela mereka.

"KAMU JANGAN PERNAH BERANI MENAMPAR CUCUKU JIKA TIDAK INGIN PERUSAHAANMU HANCUR SAAT INI, RUDI!" teriak Ridwan di depan pintu ruangan.

Rudi segera menurunkan tangannya yang tadi sudah terangkat dan Joanna langsung membuka mata ketika mendengar suara kakeknya.

"Kakek," ucap Joanna dengan mata berkaca-kaca melihat kearah Ridwan.

Ridwan Putra Atmajaya segera berjalan menghampiri cucunya dengan diikuti oleh Calvin Alexander Atmajaya di belakangnya.

Ridwan segera memeluk cucu kesayangannya. Joanna tidak bisa menahan lagi kesedihan hatinya sehingga menangis terisak di dalam pelukan kakeknya.

"Tenanglah, Joanna," ucap Ridwan sambil menepuk pelan punggung cucunya.

"Sudah ada Kakek dan Kakak Sepupumu di sini jadi, tidak akan ada yang berani menyakitimu," sambung Ridwan.

"Aku benci Papa," ucap Joanna.

"Papa lebih membela kedua wanita murahan itu daripada aku yang merupakan anak kandungnya, Kek," sambung Joanna.

"Jika papamu lebih memilih untuk membela orang lain, maka kamu masih memiliki Kakek dan Keluarga Pamanmu yang akan membelamu, Joanna," ucap Ridwan.

"Tidak akan ada yang bisa melukai dan menyakitimu selagi Kakek dan Keluarga Pamanmu masih hidup," sambung Ridwan.

Ridwan melihat kearah Calvin dengan memberikan kode kepada cucu pertamanya untuk menggantikan posisinya memeluk Joanna.

Calvin mengerti dengan kode yang diberikan oleh kakeknya pun segera memeluk Joanna untuk menenangkan adik sepupu kesayangannya.

"Kenapa kamu ingin menampar putrimu, Rudi?" tanya Ridwan menatap tajam kearah mantan menantunya.

"Maafkan aku, Pa," ucap Rudi menyesal.

"Aku tadi tidak bisa mengendalikan diri dan emosi sehingga hampir menampar Joanna," sambung Rudi.

"Kamu jangan meminta maaf kepadaku, Rudi," ucap Ridwan.

"Kamu seharusnya meminta maaf kepada Joanna yang tadi hampir kamu tampar," sambung Ridwan dengan nada tegas.

"Apa kamu sudah tidak waras sehingga ingin menampar putrimu demi membela orang lain, Rudi?" tanya Ridwan.

"Margareta dan Angelica bukan orang lain, Pa," ucap Rudi.

"Mereka adalah istri dan anakku," sambung Rudi.

"Oh iya aku lupa jika kamu sudah menikah lagi dengan janda beranak satu, Rudi," ucap Ridwan dengan nada sinis.

"Jika tadi aku dan Calvin tidak datang lebih cepat, maka kamu mungkin sudah melukai wajah putrimu," sambung Ridwan.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika Joanna sampai terluka, Rudi," sambung Ridwan penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.

"Aku tadi tidak akan menampar Joanna jika dia tidak merendahkan Margareta dan Angelica dihadapanku, Pa," ucap Rudi.

"Apa yang sudah dilakukan oleh Joanna sehingga kamu menganggapnya sudah merendahkan istri barumu dan anak tirimu, Rudi?" tanya Ridwan.

"Joanna menyebut mereka sebagai wanita murahan dan pelakor, Pa," ucap Rudi.

"Sebutan itu memang cocok untuk istri barumu dan anak tirimu, Rudi," ucap Ridwan dengan nada sinis.

"Kamu harus mengingat jika putriku dulu meninggal terkena serangan jantung karena mengetahui perselingkuhanmu dengan istri barumu ini," sambung Ridwan.

"Joanna pasti memiliki alasan yang kuat sehingga menyebut anak tirimu sebagai wanita murahan dan pelakor sama seperti ibunya," sambung Ridwan lagi.

"Apa kamu sudah menanyakan alasannya kepada putrimu, Rudi?" tanya Ridwan.

"Aku tidak menanyakan alasannya pada Joanna, Pa," ucap Rudi.

"Joanna hanya mengatakan jika Angelica telah merebut calon suaminya," sambung Rudi.

Rudi sedang berusaha untuk menahan amarahnya ketika mendengar ucapan Ridwan yang merendahkan Margareta dan Angelica.

Rudi tidak bisa melawan Ridwan sang mantan mertua jika tidak ingin perusahaan yang sudah susah payah dibangunnya harus hancur.

"Apa kamu bisa menceritakan mengenai masalah yang terjadi antara kamu dan anak tiri papamu, Joanna?" tanya Ridwan melihat kearah cucunya.


Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya