Bab 5

Joanna yang mendengar pertanyaan dari kakeknya pun segera melepaskan pelukan Calvin. Calvin segera menghapus air mata yang mengalir dipipi adik sepupu kesayangannya.

"Jangan menangis lagi, Joanna," ucap Calvin.

"Ada Kakak dan Kakek yang bersamamu di sini jadi, kamu harus kuat," sambung Calvin.

"Iya, Kak," ucap Joanna dengan suara parau.

Joanna melihat kearah kakeknya sebelum menjawab pertanyaan tadi. Ridwan menganggukkan kepala sebagai kode agar Joanna mau menceritakan mengenai semua masalah yang terjadi antara dirinya dengan Angelica.

"Aku tidak sengaja melihat Dimas dan Angelica sedang melakukan hubungan suami istri saat aku pergi ke apartemen Dimas untuk memberikan kejutan ulang tahun kepadanya semalam, Kek," ucap Joanna sedih.

"Aku tidak pernah menyangka ternyata Dimas diam-diam telah mengkhianatiku dengan selingkuh bersama Angelica," sambung Joanna.

"Bagaimana aku tidak menyebut Angelica sebagai wanita murahan dan pelakor ketika melihatnya berselingkuh dengan calon suamiku, Kek?" tanya Joanna.

"Angelica sudah mengetahui jika Dimas dan aku dalam waktu dua minggu ini akan menikah sehingga mereka menjadi saudara ipar," ucap Joanna.

"Lalu, kenapa Dimas dan Angelica dengan teganya berselingkuh di belakangku?" tanya Joanna.

"Aku juga manusia yang memiliki hati dan perasaan, Kek," ucap Joanna.

"Jika aku merasa telah dilukai dan sakit hati, maka aku wajar untuk menyerang orang yang telah menyakitiku," sambung Joanna.

"Iya perkataanmu benar, Joanna," ucap Ridwan.

"Kakek bisa memahami perasaanmu yang merasa sedih dan sakit hati karena dikhianati oleh calon suami dan saudara tirimu," sambung Ridwan sambil mengusap kepala cucunya dengan sayang.

Rudi seketika terdiam karena terkejut setelah mendengar ucapan Joanna.

Rudi tadi sempat berpikir jika Joanna merasa cemburu dengan kedekatan antara Dimas dan Angelica sehingga membuat Joanna marah dengan menyebut Angelica sebagai wanita murahan.

Namun, setelah mendengar masalah yang sebenarnya terjadi antara Joanna, Angelica, dan Dimas membuat Rudi mulai merasa bersalah dan menyesal karena telah memarahi bahkan hampir menampar Joanna.

Ridwan yang melihat mantan menantunya terdiam pun memutuskan untuk kembali berbicara dengannya.

"Kamu sudah mendengar semua masalah yang terjadi antara Joanna dan anak tirimu, Rudi," ucap Ridwan.

"Apa kamu masih tetap ingin membela istri barumu dan anak tirimu yang memang layak untuk disebut sebagai wanita murahan dan pelakor serta direndahkan saat ini?" tanya Ridwan.

Rudi tetap terdiam tanpa merespon pertanyaan dari mantan mertuanya tersebut. Rudi berjalan mendekat kearah putrinya.

"Maafkan Papa yang tadi sudah memarahi dan hampir menamparmu, Joanna," ucap Rudi sambil mengenggam tangan putrinya.

"Papa menyesal karena tadi tidak bisa mengendalikan diri dan emosi," sambung Rudi.

"Permintaan maaf Papa bisa aku terima untuk menghilangkan sedikit luka dan sakit hatiku saat ini," ucap Joanna sambil melepaskan genggaman tangan Rudi.

"Tetapi, tidak akan pernah bisa menghapus ingatan dan luka yang membekas dihatiku atas pengkhianatan yang pernah Papa lakukan kepada Mama saat dulu," sambung Joanna penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.

"Aku sekarang akan memberikan dua pilihan yang harus Papa pilih salah satunya," sambung Joanna lagi.

"Apa dua pilihan yang kamu maksud, Joanna?" tanya Rudi bingung.

"Papa silahkan pilih untuk tinggal berdua bersamaku atau bercerai dengan Tante Margareta," ucap Joanna.

Rudi seketika terdiam karena terkejut saat mendengar kedua pilihan yang diberikan oleh putrinya.

**

Pada saat Joanna ingin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Margareta yang sejak dari tadi diam pun berbicara.

"APA MAKSUD UCAPANMU, JOANNA?" tanya Margareta marah.

"Tante tidak perlu merasa marah seperti itu," ucap Joanna dengan nada sinis.

"Aku hanya memberikan dua pilihan yang harus Papa pilih saat ini," sambung Joanna.

"Karena aku tidak akan pernah bisa hidup dan tinggal dalam satu rumah bersama kedua wanita murahan yang tidak tahu malu," sambung Joanna penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.

"Kamu jangan semakin bersikap tidak sopan terhadap saya, Joanna," ucap Margareta marah.

"Kamu harus menghormati dan menghargai saya sebagai ibu sambungmu," sambung Margareta.

"Jika Tante ingin saya hormati dan hargai, maka Tante dan Angelica harus bisa menjaga sikap agar tidak kembali berperilaku seperti wanita murahan dan pelakor," ucap Joanna.

"JOANNA!" teriak Margareta marah.

Margareta yang tidak bisa menahan amarahnya lagi pun hendak menampar Joanna. Namun, pergelangan tangannya berhasil ditangkap oleh Calvin.

"Anda jangan pernah berani melukai Joanna jika tidak ingin mendapatkan akibat atas perrbuatan Anda tersebut," ucap Calvin penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya sambil melepaskan tangan Margareta secara kasar.

"Saya sebenarnya tidak suka bersikap tidak sopan dan kasar kepada orang yang lebih tua jika tidak terpaksa," sambung Calvin.

Margareta yang mendengar ucapan Calvin sedang mengancamnya pun segera menjauh dari Joanna. Margareta segera berjalan mendekat kearah Rudi karena merasa takut suaminya akan memilih untuk bercerai dan meninggalkannya.

Joanna yang melihat Rudi masih terdiam pun kembali berbicara kepada papanya.

"Apa yang akan Papa pilih dari kedua pilihan tadi?" tanya Joanna.

"Maafkan Papa, Joanna," ucap Rudi.

"Maaf untuk apa, Pa?" tanya Joanna bingung.

"Maaf karena Papa tidak bisa memilih kedua pilihan yang kamu berikan, Joanna," ucap Rudi.

"Papa tidak bisa menceraikan Margareta karena dia sedang hamil saat ini," sambung Rudi.

"Papa juga tidak bisa memilih untuk tinggal berdua bersamamu karena tidak ingin kehilangan Margareta dan calon anak kami," sambung Rudi lagi.

"Jadi, Papa mohon tolong kamu bisa mengerti keadaan dan posisi Papa saat ini, Joanna," sambung Rudi lagi.

"Kamu jangan memberikan pilihan sulit kepada Papa," sambung Rudi lagi.

Joanna seketika terdiam setelah mendengar ucapan Rudi yang ternyata tetap lebih memihak Margareta dan Angelica tanpa memikirkan perasaannya sebagai putri kandung.

Margareta dan Angelica diam-diam tersenyum bahagia karena Rudi kembali lebih membela dan memihak mereka dihadapan Joanna dan Keluarga Atmajaya.

**

Setelah beberapa saat terdiam, Joanna tiba-tiba tertawa sekaligus menangis disaat yang bersamaan. Semua orang yang berada di dalam ruang rawat inap terkejut melihat Joanna bersikap seperti itu.

"Apa kamu baik-baik saja, Joanna?" tanya Ridwan khawatir sambil memegang bahu cucunya.

"Aku baik-baik saja, Kek," ucap Joanna dengan suara parau sambil menghentikan tawanya.

"Lalu, kenapa kamu tertawa dan menangis disaat yang bersamaan seperti ini, Joanna?" tanya Ridwan bingung.

"Kamu jangan membuat Kakek dan Calvin mengkhawatirkanmu," ucap Ridwan.


Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya