Bab 7

Rudi membalikkan badannya melihat kearah Joanna setelah mendengar ucapan putrinya. Rudi mengepalkan erat kedua tangan untuk menahan amarahnya saat mendengar Joanna memutuskan untuk menjadi anggota Keluarga Atmajaya seutuhnya.

Setelah beberapa saat kemudian, Rudi segera beranjak meninggalkan ruang rawat inap tanpa mempedulikan ucapan Joanna yang diikuti oleh Margareta dan Angelica. Margareta dan Angelica tidak berani berbicara apapun ketika melihat ekspresi wajah Rudi yang sedang menahan amarah.

Margareta dan Angelica tidak ingin membuat Rudi melampiaskan amarahnya kepada mereka. Sesampainya di rumah, Rudi segera beranjak naik kelantai atas menuju ke ruang kerjanya.

BRAK

Margareta dan Angelica yang masih berada dilantai bawah merasa terkejut ketika mendengar Rudi membanting pintu ruang kerjanya.

“Kita sebaiknya diam saja untuk hari ini, Angel,” ucap Margareta.

“Kita jangan membuat papamu semakin marah,” sambung Margareta.

“Baik, Ma,” ucap Angelica.

“Kamu sekarang kembali ke kamarmu,” ucap Margareta.

“Mama mau melihat keadaan papamu dulu di atas,” sambung Margareta.

“Iya aku ke kamar dulu, Ma,” ucap Angelica.

Angelica segera beranjak menuju ke kamarnya karena merasa takut terhadap kemarahan ayah tirinya saat ini. Sedangkan, Margareta segera beranjak naik kelantai atas.

Margareta terkejut ketika berdiri di depan pintu ruang kerja suaminya karena mendengar Rudi melempar dan membanting barang-barang yang berada di dalam ruangan tersebut.

“Aku sebaiknya tidak menganggu Rudi dulu untuk saat ini,” ucap Margareta dalam hatinya.

“Aku tidak ingin menjadi pelampiasan amarah Rudi atas masalah dan keributan yang terjadi antara dirinya dengan Joanna tadi,” sambung Margareta dalam hatinya.

Margareta mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruang kerja melihat keadaan suaminya. Margareta memilih segera menuju ke kamarnya untuk mengganti baju setelah pulang dari rumah sakit.

**

Di sisi lain, Rudi menghancurkan semua barang-barang di dalam ruang kerjanya untuk melampiaskan semua amarah dalam dirinya saat ini. Rudi masih tidak bisa mengikhlaskan putri tunggalnya memutuskan untuk menjadi anggota Keluarga Atmajaya seutuhnya tanpa berhubungan lagi dengan Keluarga Cahyadi.

Rudi mulai menyadari jika dirinya selama ini bersifat egois karena tidak pernah memikirkan dan mengerti dengan perasaan putri kandungnya. Padahal, Joanna selalu berusaha memikirkan dan mengerti perasaan papanya meskipun Rudi adalah penyebab kematian mamanya.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang, sayang?” tanya Rudi sambil melihat kearah bingkai foto mendiang istrinya yang dipegangnya.

Rudi ternyata diam-diam masih menyimpan salah satu bingkai foto keluarga yang terdiri dari dirinya, Intan, dan Joanna saat SMA.

“Aku tidak bisa menghapus nama Joanna dari kartu keluargaku,” ucap Rudi.

“Jika aku menghapus nama Joanna dari kartu keluarga, maka aku akan kehilangan putri tunggal kita untuk selamanya,” sambung Rudi.

“Aku sudah merasa berat saat kehilanganmu atas kesalahan yang kuperbuat, sayang,” sambung Rudi lagi.

“Aku benar-benar membutuhkanmu di sisiku saat ini,” sambung Rudi lagi.

Tanpa sadar air mata Rudi mulai mengalir dipipinya. Padahal, Rudi selama ini tidak pernah menangis.

Namun, Rudi menangis untuk pertama kalinya saat kematian Mama Joanna yang diakibatkan oleh dirinya. Hari ini, Rudi kembali menangis lagi setelah mendengar keputusan Joanna untuk mengakhiri hubungan ayah dan anak diantara mereka.

Setelah cukup lama mengurung diri di ruang kerja akhirnya, Rudi beranjak meninggalkan ruangan tersebut untuk kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Rudi tiba-tiba tersenyum sinis ketika melihat Margareta tidur dengan nyenyak tanpa memikirkan dan mempedulikan dirinya. Rudi merasa yakin jika Margareta dan Angelica tadi pasti mendengar suara pintu yang dibanting dan barang-barang yang berjatuhan di ruang kerjanya.

Namun, istri baru dan anak tirinya tidak mempedulikan dirinya karena asyik dengan kegiatan mereka masing-masing. Rudi segera beranjak menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan pikiran dan tubuhnya saat ini.

Setelah selesai membersihkan diri dan mengganti baju, Rudi mengambil kunci mobil dan beranjak meninggalkan rumahnya. Rudi merasa membutuhkan tempat untuk menenangkan diri saat ini.

**

Hari ini adalah tepat dua minggu sejak keributan yang terjadi dalam ruang rawat inap Joanna di rumah sakit. Pagi-pagi sekali, Ridwan Putra Atmajaya sudah datang berkunjung ke rumah Rudi Hernawan Cahyadi dengan membawa pengacara dan pengawal Keluarga Atmajaya.

Rudi, Margareta, dan Angelica terkejut ketika melihat kedatangan mereka.

“Ada apa Papa datang ke rumahku sepagi ini?” tanya Rudi.

“Aku ingin mengurus mengenai penghapusan nama Joanna dari kartu keluargamu, Rudi,” ucap Ridwan.

“Aku tidak akan pernah menghapus nama Joanna dari kartu keluargaku, Pa,” ucap Rudi.

“Joanna selamanya akan menjadi putri dan anggota Keluarga Cahyadi,” sambung Rudi dengan nada tegas.

“Joanna sudah bukan anggota Keluarga Cahyadi sejak keputusannya untuk menjadi anggota Keluarga Atmajaya seutuhnya, Rudi,” ucap Ridwan.

“Kamu harus mengingat jika Joanna sudah memiliki nama keluarga besar Atmajaya di belakang namanya sejak dia lahir,” sambung Ridwan.

“Papa yang telah memaksa istriku untuk memberikan nama Keluarga Atmajaya di belakang nama Joanna saat dia lahir dan melepas nama keluargaku,” ucap Rudi marah.

“Aku tidak pernah memaksa Intan melakukan hal tersebut, Rudi,” ucap Ridwan.

“Intan yang memiliki keinginan sendiri untuk memasukkan nama keluarga besar Atmajaya ke dalam nama Joanna,” sambung Ridwan.

“Sudahlah, kita tidak perlu membicarakan hal ini, Rudi,” sambung Ridwan lagi.

“Kita sebaiknya segera selesaikan masalah penghapusan nama Joanna dari kartu keluargamu karena aku tidak ingin membuang waktu lama-lama di sini,” sambung Ridwan lagi.

“Aku sudah mengatakan tidak akan pernah menghapus nama Joanna yang merupakan putriku dan Intan dari kartu keluargaku, Pa,” ucap Rudi dengan nada tegas.

“Sebaiknya selesaikan masalah ini selagi aku masih berbicara baik-baik kepadamu sebelum berbuat kasar, Rudi,” ucap Ridwan penuh penekanan disetiap kata dalam ucapannya.

“Kamu harus mengingat mengenai perusahaan dan keluarga barumu yang bisa aku hancurkan,” sambung Ridwan.

“Apa Papa sedang mengancamku?” tanya Rudi.

“Iya, Rudi,” ucap Ridwan.

“Oya kamu jangan pernah memanggilku dengan sebutan Papa lagi karena kita sudah tidak memiliki hubungan apapun setelah Intan meninggal dan Joanna bukan menjadi putrimu,” sambung Ridwan.

Setelah menyelesaikan ucapannya, Ridwan memberikan kode kepada pengacaranya untuk meminta Rudi tanda tangan dokumen persetujuan untuk mengurus penghapusan nama Joanna.

Rudi terpaksa menandatangani dokumen tersebut karena tidak ingin perusahaan dan keluarga barunya hancur. Margareta dan Angelica diam-diam tersenyum bahagia melihat hal yang terjadi.

“Urusan kita sudah selesai, Rudi,” ucap Ridwan sambil bangkit berdiri dari duduknya.

“Aku berharap kita tidak akan pernah memiliki masalah lagi ke depannya,” sambung Ridwan.

Ridwan segera beranjak meninggalkan rumah Rudi dengan diikuti oleh pengacara dan pengawalnya. Rudi mengepalkan erat tangannya ketika melihat kepergian Ridwan.


Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya