Bab 8

Binar menahan emosinya dan membelai lembut kepala kedua anak itu. Dia berpura-pura tenang dan berkata, "Mami dan orang itu dulu memiliki beberapa konflik. Kalian berdua harus menjauh dari orang itu di masa depan. Apakah kalian mengerti?"

Kedua lelaki kecil itu saling memandang dan kemudian mengangguk pada saat yang bersamaan.

Melihat ini, Binar mengangguk puas dan kemudian melihat ke arah pintu keluar.

Langit dan Bumi itu kembali berpandangan. Kali ini, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu. Tampaknya banyak hal telah terjadi antara papi dan mami keduanya. Masalah ini tampaknya sangat besar!

Pada saat ini, Langit tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berkata, "Mami, tadi kita pergi terburu-buru. Kami melupakan sesuatu yang sangat penting."

"Apa?" tanya Binar

"Video CCTV. Jika pria itu tahu kalau kita pergi terlebih dahulu, dia pasti akan menyelidiki video CCTV itu,” balas Langit.

Binar tampak gugup. Dia belum bisa membiarkan Barra menemukan kedua putranya. Mengingat keadaannya, serta kemampuan finansialnya yang belum cukup. Binar tidak mau melepaskan kedua anaknya pada Barra, pria itu dengan kekuasannya pasti bisa dengan mudah merebut kedua anaknya. Binar tidak mau! Dia tidak mau berpisah dari kedua hal yang sangat berharga di hidupnya, Langit dan Bumi adalah hartanya. Tubuh Binar terasa lemas, dia memikirkan bahwa Barra pasti akan menemukan kedua anak kembarnya itu. Apa yang harus dia lakukan?

"Mami, jangan khawatir." Langit mencoba menenangkan hati ibunya. "Mami, jangan khawatir. Aku bisa menangani masalah ini dengan baik." Saat dia berbicara, dia mengambil laptop dari kursi belakang mobil dan mulai mengoperasikannya. Hanya dalam beberapa menit, dia menyelinap ke ruang pemantauan restoran ini dan menghapus semua video yang terkait dengannya.

"Bagaimana Mami? Anakmu yang tampan dan cerdas ini sangat mengagumkan, bukan?" Wajah Langit itu penuh kebanggaan saat dia meminta pujian.

Binar menghela nafas lega dan memeluk kedua anak itu. Dia berkata, "Syukurlah kalian ada di sini. Mami sangat lega dan tenang saat ini."

Langit dan Bumi membiarkan Binar memeluk mereka dan menghibur ketakutan maminya. Mereka baru saja tiba dan tidak terbiasa dengan situasi di sini, jadi mereka tidak bisa memberi pelajaran kepada papi mereka sekaligus! Semuanya harus dilakukan secara perlahan.

Beberapa menit kemudian, Bumi berkata, "Mami, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Haruskah kita langsung pergi? Atau menunggu sedikit lebih lama?" Langit menimpali.

Binartelah benar-benar tenang. Dia melihat ke pintu keluar dan berkata, "Mari kita tunggu Tante Tyas sebentar lagi."

"Oke!" balas Langit

"Oke!" sahut Bumi.

Di waktu yang sama...

Di restoran.

Barra melihat ekspresi percaya diri wanita aneh di depannya dan tidak bisa menekan wanita itu lagi.Dia tahu bahwa dia mungkin tidak dapat menemukan apa pun, dan yang paling penting adalah dia tidak ingin terlalu galak di depan Summer, anaknya. Baginya, Summeradalah orang yang paling penting dan sangat berharga. Dia harus terlebih dahulu menenangkan Summer. Adapun wanita itu, dia akan mengesampingkannya untuk saat ini.

Barra berkata dengan nada yang sangat sopan, "Saya minta maaf atas apa yang baru saja saya lakukan.Terima kasih banyak telah menemukan putriku. Jika tidak ada yang lain, kami tidak akan mengganggumu. Saya pergi dulu." Begitu dia selesai berbicara, dia melihat gadis kecil itu dan berkata, "Summer sayang, kita harus pergi."

Summer cemberut, meskipun wajahnya penuh dengan ketidakpuasan. Dia masih ingin melihat Binar, namun dia masih membungkuk sopan untuk berterima kasih kepada Tyas sebelum pergi bersama papinya.

Summer berjalan terlebih dahulu, dan Barra mengikuti di belakang putri kecil dengan asistennya.

Setelah masuk ke dalam mobil, Barra melihat ekspresi marah putrinya, jadi dia mencoba memeluk Summer untuk menghiburnya. Summer masih meamsang wajah cemberut dan tak mau menatap papinya itu, dia marah dan kecewa.

Barra tahu kalau putrinya sedang kesal padanya, dia mencium kening Summer dan memeluk putrinya lembut. “Papi takut kehilangan kamu, Nak.”

Summer masih tak mau menatap wajah papinya.

"Mengapa kamu lari dari rumah?" tanya Barra

‘Kenapa aku kabur dari rumah?’ batin Summer. Gadis kecil itu mengerutkan kening ketika dia memikirkan tante jahat di rumahnya, tante jahat itu di matanya adalah nenek sihir, wanita menakutkan yang memiiliki taring.


Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya