Semua Bab of Ayah Miliarder, Jangan Ganggu Ibuku!
- 1. Bab [1] Pengkhianatan Ganda
- 2. Bab [2] Membawa Tiga Anak Kembali ke Tanah Air
- 3. Bab [3] Pria yang Mirip dengan Anak-anak
- 4. Bab [4] Aku Bisa Menyembuhkanmu
- 5. Bab [5] Panggil Dia Si Tujuh
- 6. Bab [6] Si Tujuh, telingamu sangat merah
- 7. Bab [7] Timbul Niat Buruk
- 8. Bab [8] Kamu Mempermainkanku
- 9. Bab [9] Wanita Ini Galak, Kejam, dan Pendendam
- 10. Bab [10] Anggap Dia Sebagai Wanita Empat Tahun Lalu
- 11. Bab [11] Pelukis Muda Jenius
- 12. Bab [12] Kenapa Kamu Tidak Mati
- 13. Bab [13] Anak Durhaka Hendak Menggulingkan
- 14. Bab [14] Ibu Johari adalah Preman Wanita
- 15. Bab [15] Ingin Membuat Bapak Ganteng Menjadi Ayah
- 16. Bab [16] Ini Adalah Pertanyaan Mematikan
- 17. Bab [17] Menaklukkan Ketiga Si Kecil
- 18. Bab [18] Wanita Ini Cukup Kejam
- 19. Bab [19] Kapan Kamu Memiliki Hobi Seperti Ini
- 20. Bab [20] Wanita Ini Tidak Punya Pandangan
- 21. Bab [21] Wanita yang Membuat Arya Santoso Menunduk
- 22. Bab [22] Kapan Kalian Menikah
- 23. Bab [23] Melihat Tubuhnya
- 24. Bab [24] Menghukum Pria Bajingan dan Wanita Jalang
- 25. Bab [25] Dipermainkan Seperti Monyet
- 26. Bab [26] Bermain dengan Mentalitas
- 27. Bab [27] Sembilan Dari Sepuluh Pria Itu Nakal
- 28. Bab [28] Teknikmu Tidak Bagus
- 29. Bab [29] Potensi Menjadi Ayah
- 30. Bab [30] Malam Ini Berdesakan Bersama
- 31. Bab [31] Kalian Ternyata Tidur Bersama
- 32. Bab [32] Tidak Sempat Mengurus, Jadi Memberikan Sampah Kepadamu
- 33. Bab [33] Jelas-jelas Kamu yang Menggoda Saya
- 34. Bab [34] Cinta Anak Terbagi Olehnya
- 35. Bab [35] Sahabat Baik Menjadi Budak
- 36. Bab [36] Kemunculan Tabib Sakti
- 37. Bab [37] Menemaninya Bermain Besar
- 38. Bab [38] Wanita Pelit dan Jahat
- 39. Bab [39] Saling Memegang Kartu As
- 40. Bab [40] Bajingan Bau Menggodanya
- 41. Bab [41] Orang Ini Adalah Rubah yang Pandai Berpura-pura
- 42. Bab [42] Biasanya Suka Menggunakan Cara
- 43. Bab [43] Orang Pincang Menjadi Orang Berpenyakit Kulit Lagi
- 44. Bab [44] Wanita Ini Memiliki Nafsu
- 45. Bab [45] Teman Menemukannya
- 46. Bab [46] Identitas Si Tujuh Terbongkar
- 47. Bab [47] Siapa yang Seperti Dia Begitu Licik
- 48. Bab [48] Semua Hal Dijelaskan
- 49. Bab [49] Ada Orang Jahat
- 50. Bab [50] Ciuman Setelah Selamat dari Bencana
- 51. Bab [51] Apakah Kamu Menyukaiku
- 52. Bab [52]
- 53. Bab [53] Seperti Pasangan Kecil
- 54. Bab [54] Mengapa Kamu Tidak Merampok Bank
- 55. Bab [55] Keluar dari Bahaya
- 56. Bab [56] Perasaan Seperti Naik Roller Coaster
- 57. Bab [57] Saat Dia Menjadi Pencuri
- 58. Bab [58] Kamu Wanita Jahat
- 59. Bab [59] Ibu Johari, kasihanilah, orang sudah jujur
- 60. Bab [60] Citra Johari Demam
- 61. Bab [61] Menginginkannya
- 62. Bab [62] Mengapa Ada Tanda Merah di Dada
- 63. Bab [63] Bapak Ganteng Tidak Tergantikan
- 64. Bab [64] Citra Johari Membuktikan Kemampuan
- 65. Bab [65] Kembalinya Pak Santoso
- 66. Bab [66]
- 67. Bab [67]
- 68. Bab [68] Semangat yang Menyala Dipadamkan
- 69. Bab [69] Beritahu Dia Kebenaran
- 70. Bab [70] Hanya Kamu yang Menganggap Sampah sebagai Harta Karun
- 71. Bab [71] Aku Tidak Bisa Tanpa Kamu
- 72. Bab [72] Tidak Bisa Menghindar, Jadi Bersama
- 73. Bab [73] Memanfaatkan Penyakit untuk Menggoda Orang Lain
- 74. Bab [74] Berteduh di Bawah Pohon Besar
- 75. Bab [75] Kemampuan Menaklukkan Semua Orang
- 76. Bab [76] Pak Santoso Mendukungnya
- 77. Bab [77] Cara Membalas Budi yang Sangat Spesial
- 78. Bab [78] Suami Takut Istri
- 79. Bab [79] Pak Santoso Membelanya
- 80. Bab [80] CEO adalah Bucin
- 81. Bab [81] Masih Serakah Seperti Itu
- 82. Bab [82] Terjebak dalam Krisis
- 83. Bab [83] Ibu Johari Memang Hebat
- 84. Bab [84] Sekretaris yang Pandai Bicara
- 85. Bab [85] Tidak Ada Kucing yang Tidak Mencuri
- 86. Bab [86] Apakah Ibu Johari Ingin Berciuman
- 87. Bab [87] Tubuhmu Lebih Jujur Daripada Dirimu
- 88. Bab [88] Wanita Nakal yang Tidak Bertanggung Jawab
- 89. Bab [89] Apakah Aku Membuatmu Begitu Bersemangat?
- 90. Bab [90] Manusia Lebih Indah dari Bunga
- 91. Bab [91] CEO Jatuh Cinta
- 92. Bab [92] Menjebaknya
- 93. Bab [93] Rencana Gagal
- 94. Bab [94] Jatuh dari Langit
- 95. Bab [95] Mengasuh Anak Lebih Melelahkan daripada Bekerja
- 96. Bab [96] Pasar Seperti Medan Perang
- 97. Bab [97] Aku Memberimu Hak Ini
- 98. Bab [98] Bahkan Iri pada Anak-anak
- 99. Bab [99] Meminta Bantuan Darinya
- 100. Bab [100] Babi Mati Tidak Takut Air Mendidih
- 101. Bab [101] Diusir
